Pages

December 12, 2011

BERBAGI KASIH DENGAN BERAMAL

Para pengunjung blog ini banyak yang bertanya, mengapa dalam blog ini begitu banyak iklan komersial, padahal blog ini tentang pembelajaran liturgi.

Baiknya akan dijelaskan di sini, bahwa perolehan dana dari iklan-iklan komersial yang terpasang dalam blog ini, sepenuhnya disumbangkan kepada lembaga-lembaga amal milik Gereja Katolik yang akan disalurkan kepada badan amal Gereja Katolik untuk kaum pinggiran, orang miskin dan kaum papa.

Atas saran para pengunjung situs ini yang meminta kesediaan Blog Belajar Liturgi untuk menghimpun dana secara langsung, maka bagi anda yang ingin berpartisipasi, dapat beramal dengan meng 'klik' salah satu iklan yang ada, atau bisa menyalurkannya melalui :

Bank Mandiri
no. Rek. 900-00-0199835-1
a.n Johanes Wirasto SW

dengan mencantumkan pesan/message pada bukti transfer anda 'Berbagi Kasih bersama Blog Belajar Liturgi'

untuk akhir tahun ini, sumbangan akan disalurkan ke lembaga/badan/organisasi amal Gereja Katolik yang menangani masalah anak-anak terlantar


Setiap awal bulan, sebagai bentuk tanggungjawab kami, akan kami publish laporan penyaluran dana tersebut disertai kelengkapannya.

Sebesar apapun sumbangan kita, akan memberi arti banyak untuk mereka

Christo et Ecclesiae

September 12, 2011

MAKNA MENCAMPUR AIR DENGAN ANGGUR

Mencampur air ke dlm anggur adalah kebiasaan sejak jaman dahulu yg dilakukan orang2 dgn tujuan agar anggur tidak terlalu pekat/keras. Anggur digunakan dalam pesta dan perjamuan2. Demikian juga saat Yesus mengadakan Perjamuan dengan para murid-Nya saat sebelum wafat di kayu salib. Perjamuan Yesus inilah yg menjadi Tradisi Suci dlm Gereja Katolik dlm Ekaristi, termasuk menghdirkan anggur di dlm nya.

Dalam perayaan Ekaristi, ada saat di mana imam menuangkan anggur ke dalam piala kemudian menuangkan sedikit air ke dalam piala tersebut. Seperti kita ketahui bahwa Ekaristi sarat dengan MAKNA dan SIMBOL, begitu pula dgn pencampuran air dan anggur ini. Ada makna tersirat dalamnya.

September 11, 2011

SAKRAMEN DAN SAKRAMENTALI

Dalam Gereja Katolik kita mengenal istilah Sakramen dan Sakramentali. Ada perbedaan diantara keduanya dan Gereja tidak menganjurkan kita untuk mencampuradukkan antara keduanya atau menjadikan Sakramen sebagai Sakramentali maupun sebaliknya

SAKRAMEN
adalah tanda yang mendatangkan rahmat Allah dan memberikan kehidupan ilahi kepada kita, yang telah ditetapkan Kristus dan dipercayakan kepada Gereja-Nya. Gereja mengajarkan bahwa Sakramen adalah karya penyelamatan Yesus Kristus untuk membantu anggota Gereja dalam perjalanan iman mereka menuju kehidupan kekal. 


SAKRAMENTALI
adalah sarana untuk mengingat kehadiran Allah dalam kehidupan manusia. Contohnya adalah Ikon2 Kudus dalam Gereja Katolik. Sakramentali sebagai pengingat krn kita sering lupa bahwa kita sudah memiliki dan dimiliki oleh Kristus...manusia bisa lupa tetapi Kristus tidak

MEDALI St. BENEDICTUS


Cukup banyak orang Katolik memakai medali ini yg begitu sarat dgn makna dan simbol...sekedar berbagi, kita lihat arti simbol2 yg ada dlm medali ini...


Medali ini dipercaya sebagai medali pengusir setan...Pada bag blakang medali inilah (gambar di bawah) terdapat Simbol2.

September 10, 2011

TUJUAN DAN MAKNA RITUS SERTA BAGIANNYA DALAM EKARISTI


RITUS PEMBUKA
Tujuannya untuk mempersatukan umat yg berkumpul dan mempersiapkan umat untuk mendengarkan sabda Allah serta dapat merayakan Ekaristi dengan layak. Bagian dari Ritus ini :

Perarakan masuk
tujuannya untuk membuka misa, membina kesatuan umat, mengantar masuk misteri iman sesuai dengan masa liturgi, mengiringi perarakan imam beserta pembantunya

Pendupaan & Penghormatan Altar :
Setelah sampai di altar, Imam mencium altar sebagai penghormatan mewakili umat..Pada masa2 tertentu dilakukan Pendupaan yg tujuannya untuk penghormatan kepada Sakramen Mahakudus, reliqui salib/patung Tuhan, bahan
persembahan, Kitab Injil, lilin paskah, imam dan jemaat.

Tanda Salib
perayaan ekaristi dimulai dengan membuat tanda salib yg dipimpin Imam. Umat membuat tanda salib dan menjawab “Amin”...Tanda Salib menyatakan 2 pengakuan iman yaitu

  • Tanda Keselamatan kita, yakni Salib Kristus, Kekuatan dan kemegahan orang Kristen terletak pada “salib Tuhan kita Yesus Kristus” (Gal 6:14);
  • Mengenang pembaptisan kita, dengan menyebut Allah Tritunggal. Oleh karena itu setiap kita membuat tanda salib sebenarnya menghubungkan kita dengan Sakramen Baptis


Salam
Imam menyampaikan salam dengan mengatakan “Tuhan sertamu” dan umat menjawab “ Dan sertamu juga”. Salam ini adalah pernyataan bahwa Tuhan hadir di tengah2 umat yang hadir.

Pengantar
Imam memberi pengantar dgn tujuan mengarahkan umat kepada inti bacaan, liturgi yang akan dirayakan saat itu.

Tobat 
umat menyampaikan penyesalan dan pertobatan atas dosa dan kesalahan pada Tuhan dan sesama. Ada beberapa rumusan pernyataan tobat, salah satunya “Saya mengaku kapada Allah yang Maha Kuasa…” dan kemudian imam memberikan ABSOLUSI / PENGAMPUNAN dengan menjawab “Semoga Allah yang Mahakuasa mengasihani kita, mengampuni dosa kita dan menghantar kita ke hidup yang kekal”. Satu hal yg perlu diingat, Absolusi/Pengampunan ini TIDAK MEMILIKI KUASA YG SAMA dengan absolusi pada Sakramen Tobat.

Tuhan Kasihanilah (kyrie)
seruan/litani untuk mohon belas kasih Tuhan ini merupakan seruan yang diteladankan oleh dua orang buta yang disembuhkan Yesus (Mat 9:27).

Kemuliaan (Gloria)
madah yg dilakukan untuk memuji dan memuliakan Tri Tunggal yaitu Allah Bapa, Yesus Kristus dan Roh Kudus.

Doa Pembukaan
pada bagian ini imam akan mengawali dgn wkt hening agar kita menyadari kehadiran Tuhan, mengungkapan permohonan kita dalam hati, untuk kemudian Imam menggabungkan seluruh doa dengan ujud doa pada misa tersebut.

SACRARIUM


Sacrarium atau yg biasa disebut Sumur Suci adalah bak cuci (seperti wastafel/sink) yg dibangun di Gereja (biasanya di dalam sakristi). yang membedakannya dengan bak cucian/sink pada umumnya adalah saluran pembuangan. Pada Sacrarium, saluran pembuangan "LANGSUNG KE TANAH" jadi bukan ke selokan/got seperti sink pada umumnya

Sacrarium digunakan untuk menetralisir Sakramen Maha Kudus yg sudah ternoda oleh kotoran atau karena alasan tertentu harus dimusnahkan/dibuang (entah karena tercecer, terjatuh, dll)...Hosti yg sudah di konseklir sudah menjadi Tubuh dan DarahNya, sehingga jika karena suatu hal harus membuangnya, maka Imam melakukannya di bak yg dinamakan Sacrarium ini.

May 16, 2011

MISA TRIDENTINE

Belakangan ini kita sering mendengar tentang Misa Tridentine atau Tridentine Latin Mass, terutama para pengguna situs jejaring sosial baik itu Facebook, kaskus, Twitter, Multiply dll atau juga para pengguna blog mulai dari blogspot sampai dengan wordpress, karena belakangan ini begitu banyak situs-situs yang membahas soal Misa ini. Timbul pertanyaan dalam benak kita, “seperti apa misa ini?” dan “mengapa baru belakangan ini hangat dibicarakan orang?”

Bagi generasi tua/orang-orang tua di gereja katolik, istlah Misa Tridentine jelas sudah tidak asing lagi, malahan istilah ini biasanya membuka memori dan kenangan mereka akan masa-masa saat mereka muda dulu. Tapi bagi beberapa kaum muda Katolik, istilah Misa Tridentin akan terdengar asing dan baru. Untuk itu marilah kita sedikit mundur ke belakang..(sepertinya klo mundur pasti ke belakang ya...hehehe) melihat sejarah dari Misa Tridentine ini.

May 08, 2011

DOKUMEN KONSILI VATIKAN II : KONSTITUSI DOGMATIS “DEI VERBUM”

Konstitusi Dei Verbum (Konstitusi Dogmatis tentang Wahyu Ilahi) atau biasa disingkat DV adalah salah satu dokumen utama dari Konsili Vatikan II, dengan pokok-pokok mendasar mengenai sumber ajaran dan tindakan Gereja. Dan sumber itu adalah wahyu ilahi atau penyingkapan diri Allah sendiri kepada manusia.

Dalam Gereja Katolik wahyu ilahi itu diterima dari dua saluran yaitu : Tradisi pengajaran lisan para rasul dan Kitab Suci.  Maka melalui dokumen Dei Verbum Gereja Katolik menyerukan keseimbangan perhatian pada kedua macam saluran wahyu ilahi: Tradisi dan Kitab Suci. Konstitusi ini diresmikan pada tanggal 18 November 1965 oleh Paus Paulus VI

May 04, 2011

MAZMUR TANGGAPAN & BAIT PENGANTAR INJIL

MAZMUR TANGGAPAN
SEJARAH SINGKAT

Tradisi menyanyikan Mazmur atau Kidung setelah mendengarkan bacaan dari Kitab Suci, sebenarnya sudah dilakukan sejak jaman dahulu oleh orang-orang Yahudi. Tradisi ini kemudian diikuti oleh Gereja di mana di mana  dalam tradisi Gereja Latin, setelah pembacaan Kitab Suci, seseorang akan menyanyikan Mazmur atau Kidung dengan berdiri di anak tangga (dekat panti Imam) yang dalam bahasa latin dinamakan Gradus.

Sejalan dengan perkembangannya, Mazmur dan Kidung ini kemudian dihimpun dalam dua buah buku yang diterbitkan oleh Gereja dengan nama GRADUALE ROMANUM dan GRADUALE SIMPLEX di mana nama buku (GRADUALE) diambil dari kata GRADUS tersebut di atas.

Dengan dikeluarkannya buku-buku nyanyian tersebut, maka sejak abad XX Mamur tanggapan wajib dinyanyikan dalam ekaristi, di mana seorang petugas dapat menyanyikannya di mimbar sabda atau juga di tempat lain yang dianggap layak.

Makna utama yang terkandung dalam Mazmur tanggapan yang kita nyanyikan dalam liturgi sabda pada setiap perayaan ekaristi adalah :

  • Sebagai jawaban atau tanggapan jemaat atas sabda Allah yang telah diwartakan di mana tanggapan tersebut terwakili lewat pengalaman umat Israel yang tercantum dalam kitab Mazmur
  • Mazmur tanggapan bermakna menjawab dengan pujian atas karya-karya Illahi dari Allah yang terus berlangsung sejak dunia ini diciptakan-Nya hingga sekarang ini
  • Mazmur tanggapan merupakan pewartaan kabar gembira tentang karya keselamatan Allah, di mana karya keselamatan ini memuncak pada diri Yesus Kristus Putra Nya yang tunggal.
Dari ketiga makna tersebut, pada akhirnya memberi kesimpulan pada kita bahwa teks atau syair yang dinyanyikan atau didaraskan pada Mazmur Tanggapan, bukan bersumber dari SEMBARANG NYAYIAN. Teks atau syair dalam Mazmur Tanggapan harus BIBLIS/ALKITABIAH (bersumber pada Kitab Suci) yang kebanyakan diambil dari Kitab Mazmur.

MEMBAWAKAN MAZMUR TANGGAPAN

Sejak dikeluarkannya Pedoman Umum Missale Romawi (PUMR) 2002 dan diterbitkannya Tata Perayaan Ekaristi (TPE) di Indonesia pada tahun 2005, hal tentang membawakan Mazmur Tanggapan ini dijelaskan secara lebih rinci lagi.

TATA CARA MEMBAWAKAN MAZMUR
  • Sesuai dengan PUMR no 61, Mazmur tanggapan sebaiknya dibawakan dengan cara dinyanyikan, sekurang-kurangnya pada bagian ulangan (antifon) sesuai dengan hakikat dari Mazmur sendiri yang merupakan sebuah nyanyian
  • Mazmur tanggapan dinyanyikan dengan tenang dan mengalir, selaras dengan sifat lagunya yang lebih bersifat kontemplatif dan meditatif
  • Mazmur Tanggapan dibawakan secara khusus oleh pemazmur dan sebaiknya dibedakan dengan solis yang lebih berfungsi sebagai petugas dalam kelompok paduan suara. Untuk itu, di paroki-paroki, biasanya dibentuk komunitas sendiri untuk petugas pemazmur.
  • Seandainya petugas pemazmur tidak ada, maka Solis dari kelompok paduan suara dapat mengambil alih tugas ini; dan seandainya pemazmur dan solis dari paduan suara tidak ada, maka Lektor dapat mengambil alihnya.
  • Jika benar-benar terpaksa karena semua petugas tidak ada, maka Imam selebran dapat mengambil alih tugas ini. Sekali lagi hal ini dilakukan jika benar-benar terpaksa.

VARIASI MENYANYIKAN MAZMUR TANGGAPAN

Di bawah ini beberapa contoh variasi menyanyikan Mazmur Tanggapan dengan tujuan untuk membantu umat dalam merenungkan sabda-sabda Allah yang baru saja didengarkannya.

VARIASI 1 :
Pemazmur menyanyikan atifon yang kemudian diikuti oleh umat. Setelah umat menyanyikan antifon, pemazmur menyanyikan ayat-ayatnya di mana setiap ayat diselingi dengan nyanyian antifon oleh umat. Variasi ini yang biasa digunakan dalam perayaan Ekaristi

VARIASI 2 :
Pemazmur menyanyikan mulai dari atifon sampai dengan ayat-ayatnya tanpa diikuti oleh umat. Variasi ini dianggap kurang begitu baik karena umat pada akhirnya tidak dilibatkan.

VARIASI 3 :
Atifon dan ayat seluruhnya dinyanyikan oleh umat bersama-sama

VARIASI 4 :
Umat bersama-sama menyanyikan Antifon kemudian pada bagian ayat, dinyanyikan secara bergantian. Pembagiannya dapat dilakukan berdasarkan posisi tempat duduk.

VARIASI 5 :
cara membawakannya sama dengan variasi 1, tetapi ditambahkan/disisipkan instrumental pada bagian-bagian tertentu.

BAIT PENGANTAR INJIL

Sejak tahun 1970, Bait pengantar Injil mulai diterapkan dalam perayaan ekaristi. Bait Pengantar Injil adalah satu sisipan atau perikop yang berkaitn dengan isi Injil yang dibacakan pada saat itu. Dalam Pedoman Umum Misale Romawi (PUMR) 62c ditegaskan bahwa bait pengantar injil harus dinyanyikan. Jika tidak mampu menyanyikannya, maka bagian ini sebaiknya tidak didaraska (dibacakan) dengan kata lain ditiadakan

Bait pengantar injil dinyanyikan dengan didahului oleh Antifon yang kemudian diikuti oleh seluruh umat, dilanjutkan dengan menyanyikan bait (perikop), setelah itu diakhiri dengan menyanyikan antifon bersama umat.

Bentuk syair antifon dalam Bait Pengantar injil ada dua yaitu :
  • Antifon dengan syair ALLELUIA (dari bahasa Ibrani = HALLELU-YAH yang artinya Pujilah Allah) dimana antifon ini dinyanyikan DI LUAR MASA PRAPASKAH
  • Antifon dengan Syair "Terpujilah...." yang dinyanyikan selama masa Prapaskah dan pekan suci (kecuali malam Paskah dan Minggu Paskah)
Dalam masa tertentu sesuai dengan Kalender Liturgi Gereja Katolik, setelah Bait pengantar injil, ada sisipan madah yang juga wajib dinyanyikan yaitu SEKUENSIA (Sequentia).

Sekuaensia dinyanyikan pada :
  • Hari Munggu Paskah I : Victimae Paschali Laudes (Vipone)
  • Hari Raya Pentakosta : Veni, Sanctae Spiritus (Stephan Langton)
Juga sebagai fakultatif sesuai dengan PUMR 64 pada :
  • Hari-hari Oktaf Paskah
  • Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus : Lauda Sion Salvatores (Thomas Aquinas. 1263)
  • Bunda Maria yang Berduka : Stabat Mater Dolorosa (Thomas Celano, 1250)

April 11, 2011

RITUS GEREJA KATOLIK TIMUR

Gereja pada mulanya berawal dari tanah Palestina yang kemudian menyebar ke berbagai wilayah dunia. Penyebaran ini, mendorong terbentuknya koloni di beberapa tempat, yang kemudian berkembang menjadi pusat hidup Kristen atau pusat-pusat Gereja yang terbagi dalam 2 wilayah yaitu : Wilayah Timur yang terdiri dari Patriarkat Konstantinopel, Alexandria, Antiokia, Yerusalem, serta Wilayah Barat yaitu Roma

Perkembangan alur utama Gereja Timur sebenarnya sudah terbentuk sebelum kekaisaran Romawi terbelah menjadi dua, yaitu Bizantium (Kekaisaran di wilayah Timur) dan Roma (kekaisaran di wilayah Barat), pada tahun 292. Sementara itu pada masa-masa ini penyebaran agama Kristen juga terjadi di luar batas-batas wilayah Kekaisaran Romawi, yaitu : Gereja Nestorian di Persia; Gereja Monofisit di Armenia, Siria, Mesir, Etiopia, Eritrea dan India, di mana mereka memiliki tradisi sendiri serta memisahkan diri dari persatuan dengan Gereja Katolik.

Gereja "Nestorian" di Persia, yang sekarang dikenal sebagai Gereja Assirian dari Timur, memisahkan diri dari persatuan dengan Gereja Katolik setelah Konsili Efesus pada tahun 431, dengan alasan tidak dapat menerima ajaran-ajarannya.

MEMAKNAI IKON DALAM GEREJA KATOLIK

Gereja katolik secara struktur bangunan selalu diidentikkan dengan Ikon-ikon berupa gambar-gambar dan patung-patung religius. Sudah tidak aneh lagi di telinga kita mendengar pertanyaan-pertanyaan bahkan lebih sering peryataan yang lebih condong pada serangan, bahwa penggunaan ikon ini menyalahi 10 Perintah Allah.

Statement tentang mneyalahi 10 perintah Allah ini timbul akibat adanya salah penafsiran atas perintah pertama : “Akulah TUHAN, Allahmu, Jangan ada padamu Allah lain di hadapan-Ku. Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apapun yang ada di langit di atas, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air di bawah bumi. Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya” (Kel 20:2-5).

April 05, 2011

SP MARIA BUNDA GEREJA

Banyak orang di luar Katolik yang jelas-jelas tidak memahami Dogma dalam Gereja Katolik diajari sejak kecil bahwa salah satu bukti nyata akan ketidakbenaran ajaran Katolik dapat dilihat dalam penghormatan yang disampaikan kepada Santa Perawan Maria dalam Gereja Katolik. Tetapi sebaliknya banyak dari antara orang-orang itu yang terpikat setelah mempelajari makna dari Devosi serta Dogma kepada SP Maria, karena ternyata kebenaran dari dogma tersebut sangat sederhana dan gamblang.

boleh dikatakan kebenaran dalam Dogma tersebut amat sangat sederhana, lugas da bernas, yang dapat disimpulkan menjadi 2 pokok pemikiran yaitu :

MARIA ADALAH BUNDA ALLAH 
Gereja katolik percaya bahwa Allah tidak terikat oleh suatu kewajiban apapun untuk memiliki seorang ibunda dan Ia berkuasa untuk memilih memiliki seorang ibunda dan segala sesuatu yang berhubungan dengannya. Ia memilih untuk memperkenankan tubuh manusiawi-Nya dibentuk dalam rahimnya. Putra Allah memilih untuk memberikan kepada Maria, kuasa atas kehendak-Nya, yang karena kasih senantiasa dimiliki oleh seorang ibu yang baik bagi anaknya.

MARIA ADALAH BUNDA SELURUH UMAT MANUSIA
Katolik percaya bahwa Putra Allah memilih untuk datang ke dunia melalui seorang ibunda agar ibunda-Nya itu dapat menerima pula segenap anak manusia yang berdosa sebagai saudara-saudari-Nya. Ia memberikan teladan bagaimana bunda-Nya harus dihormati dan dikasihi.

Ia mempersiapkan bunda-Nya sebagai bunda seluruh umat manusia dengan memintanya untuk menanggung segala bentuk penderitaan yang mungkin, dan dengan demikian, mengajarkan kepadanya untuk menaruh belas kasihan pada segala bentuk penderitaan anak-anaknya. Jika ibunda-Nya itu adalah Bunda bagi Diri-Nya Sendiri, pastilah Ia membebaskannya dari penderitaan, oleh sebab Ia mempunyai kuasa untuk melakukannya dan karena Ia mencintai Bunda-Nya dengan kasih yang tak terbatas. Ia mengadakan mukjizat-Nya yang pertama di hadapan publik atas permintaan Bunda-Nya, dan menjelang ajal-Nya, Ia mengingatkan Bunda-Nya bahwa ia telah dipersiapkan sejak dari semula untuk menjadi bunda bagi seluruh umat manusia.

Berangkat dari titik inilah Gereja Katolik percaya bahwa Maria pastilah dengan antusias menolong mereka, dalam pencobaan jiwa maupun badan, seperti layaknya seorang ibu dengan antusias mengusahakan kesejahteraan bagi anaknya.

April 02, 2011

MEMAHAMI DEVOSI DALAM GEREJA KATOLIK

Banyak umat Katolik yg memiliki devosinya tersendiri, mulai dari Devosi kepada Hati Kudus Yesus, devosi kepada Santa Perawan Maria, Divine Mercy, devosi kepada Santa atau Santo lainnya, bahkan devosi akan perbuatan dan komitmen tertentu seperti Bunda Teresa kepada orang-orang terbuang dari masyarakat, hanya karena rasa cintanya kepada Tuhan.

Devosi berasal dari kata Latin "Devotio" yang berarti kebaktian, pengorbanan, penyerahan, sumpah, kesalehan, cinta bakti. Devosi selalu menunjuk pada sikap hati di mana seorang mengarahkan diri kepada seseorang atau sesuatu yang dijunjung tinggi dan dicintai. Dalam tradisi Katolik, devosi dipahami sebagai bentuk penghayatan dan pengungkapan iman Kristiani di luar liturgi resmi.


PERBEDAAN DEVOSI DENGAN LITURGI
LITURGI
Dalam Liturgi, Gereja mengungkapkan dan melaksanakan dirinya secara resmi. Liturgi sebagai perayaan gereja dipimpin oleh seorang pemimpin resmi, dengan struktur dan tata perayaan yang baku, berlaku umum, mengikat dan resmi.

DEVOSI

Devosi merupakan praktek pengungkapan iman umat yang spontan dan lebih bebas. Untuk itu, Devosi dapat dibawakan secara pribadi atau pun bersama.

March 28, 2011

MUSIK LITURGI

Posting ini sebenernya posting lama dan ada di awal-awal wkt bikin blog ini, dan dibagi dalam beberapa bagian (posting) dan judul. Mengingat banyak buanget usulan via email yg minta untuk masalah musik diposting ulang dan disatukan dalam satu judul, maka jadilah posting ini.....

Musik Liturgi adalah musik yang digunakan untuk ibadat / liturgi, mempunyai kedudukan yang integral dalam ibadat, serta mengabdi pada kepentingan ibadat. Dalam Sacrosanctom Concilium (SC) art. 112 dikatakan: “Musik Liturgi semakin suci, bila semakin erat berhubungan dengan upacara ibadat, entah dengan mengungkapkan doa-doa secara lebih mengena, entah dengan memupuk kesatuan hati, entah dengan memperkaya upacara suci dengan kemeriahan yang lebih semarak.”

March 26, 2011

MEMAHAMI DAN MENGHAYATI EKARISTI

PENGERTIAN
Ekaristi berasal dari bahasa Yunani "eukharistein" yang artinya mengucap syukur. Konteks ceritanya waktu Yesus meggadakan Perjamuan Malam Terakhir dengan 12 muridnya...Yesus mengambil roti, memberkati (eulogein - eulogesias) memecahkannya dan memberikan kepada para muridNya...Kemudian Ia mengambil Piala, mengucap syukur (eukharistein - eukharisteisas) dst. Ritus Yesus inilah (traditio mysteriorum) yang kemudian dijadikan model dalam liturgi Ekaristi. Tapi ada juga yang mengatakan dengan istilah "eulogia" (berasal dari kata EULOGEIN. Sebenaernya kedua kata itu menterjemahkan kata BARAK (BERKAT).

Kata eukharistia dianggap lebih tepat penggunaannya karena makna kata ini melukiskan seluruh tindakan bersyukur kepada Allah yang merupakan makna dari DOA SYUKUR AGUNG dalam misa. Makanya Doa Syukur Agung (prex eucharistia) menjadi bagian terpenting dalam Misa di mana puncak dari perayaan Ekaristi ada di dalam ritus ini yaitu DOXOLOGI (dengan pengantaraan Yesus dan bersama Dia serta bersatu dalam Roh Kudus....dst)

Tahun 1970 mulai dilakukan pembenahan dari Misa Trente (Missale Tridentium) yang diberlakukan sejak tahun 1570 yang akhirnya melahirkan MISSALE ROMANUM terbaru pada tahun 2002 yang intinya mengatakan bahwa "STRUKTUR MISA ROMAWI MENCAKUP DUA UNSUR YAITU LITURGI SABDA DAN LITURGI EKARISTI.

March 23, 2011

Sejarah Rabu Abu (dies cinerum)

Rabu Abu yang awalnya dikenal dengan nama dies cinerum (hari abu) adalah hari pertama masa Pra-Paskah, yaitu 40 hari sebelum Paskah (hari Minggu tidak dihitung) atau 44 hari (termasuk Minggu) sebelum Jumat Agung.  Pada Rabu Abu dan setiap hari jumat selama  40 hari tersebut umat Katolik berusia 18–59 tahun diwajibkan berpuasa, dengan batasan makan kenyang paling banyak satu kali, dan berpantang.

Pada Pada hari Rabu Abu, umat katolik datang ke Gereja dan diberi tanda salib dari abu sebagai simbol upacara ini pada dahinya. Simbol ini mengingatkan umat akan ritual Israel pada jaman dahulu di mana seseorang menabur abu di atas kepalanya atau di seluruh tubuhnya sebagai tanda kesedihan, penyesalan dan pertobatan (Ester 4:1, 3). Dalam Mazmur 102:10 penyesalan juga digambarkan dengan "memakan abu": "Sebab aku makan abu seperti roti, dan mencampur minumanku dengan tangisan."

March 10, 2011

PAKAIAN USKUP

Jika dalam posting sebelumya kita melihat tentang busana Liturgi dan warna liturgi, maka dalam posting kali ini kita akan melihat lebih dalam masih dalam konteks busana, yaitu Pakaian yang dikenakan oleh para Uskup. 

March 08, 2011

WARNA DAN BUSANA LITURGI

BUSANA LITURGI

Setiap mengikuti perayaan ekaristi, kita selalu melihat Pakaian dan warna yang dikenakan imam yang berperan sebagai In Persona Christi dalam memimpin ekaristi. Pakaian yang rata-rata orang menyebutnya dengan istilah "JUBAH" (meskipun sebenarnya bukan...) terdiri dari beberapa lapis dan beberapa bagian, di mana masing-masing bagian memiliki makna dan memiliki tata cara dengan doa saat imam mengenakannya. 

Setelah disahkannya kekristenan pada tahun 313M, Gereja terus menyempurnakan “siapa mengenakan apa, bilamana, dan bagaimana” hingga sekitar tahun 800 ketika norma-norma liturgis perihal busana pada dasarnya distandarisasi dan tetap sama hingga pembaharuan sesudah Konsili Vatikan Kedua. Untuk itu marilah kita lihat bersama terdiri dari apa saja pakaian yang dikenakan imam saat memimpin ekaristi satu persatu.

March 07, 2011

MENGENAL PERALATAN MISA

Setiap kali kita ke gereja dan mengikuti misa, ada pemandangan rutin yang selalu kita lihat, yaitu aktivitas Imam di altar yang dibantu oleh para misdinar. Dalam melakuakan aktivitasnnya selama memimpin Ekaristi, begitu banyak peralatan dan perlengkapan yang dilibatkan (perlatan dan perlengkapan misa).

Bagi kita yang pernah atau masih menjadi misdinar, peralatan misa ini tentunya sudah begitu akrab dan paling tidak kita tahu nama-namanya. Namun tidak sedikit juga diantara kita yang tidak tahu bahkan masih bingung dengan nama serta keguanaan dari peralatan tersebut. Untuk itu dalam posting kali ini, saatnya kita berbagi soal peralatan misa satu persatu sekalian dengan gambar agar lebih jelas.

PERALATAN MISA


PIALA (calix = cawan)
Piala adalah cawan yang menjadi tempat anggur untuk dikonsekrasikan, dimana sesudah konsekrasi menjadi tempat untuk Darah Mahasuci Kristus. Melihat fungsinya, maka Piala harus dibuat dari logam mulia. Piala melambangkan cawan yang dipergunakan Tuhan kita pada Perjamuan Malam Terakhir di mana Ia untuk pertama kalinya mempersembahkan Darah-Nya.

Piala melambangkan cawan Sengsara Kristus (“Ya Abba, ya Bapa, tidak ada yang mustahil bagi-Mu, ambillah cawan ini dari pada-Ku,” Mrk 14:36); dan yang terakhir, piala melambangkan Hati Yesus, dari mana mengalirlah Darah-Nya demi penebusan kita.

March 06, 2011

MENGENAL SISTEM PEMERINTAHAN VATIKAN (bag-3 Tamat)

Takhta Suci sebagai Negara

Takhta Suci Vatikan yang pada dasarnya adalah pemerintahan Gereja Katolik, dalam kenyataannya secara aktif melakukan pula misi sekuler seperti negara-negara lainnya. Misi sekuler ini disamping telah digariskan dalam Traktat Lateran (1929) antara Pemerintah Italia dengan Takhta Suci Vatikan, landasan misi tersebut lebih dipertegas dalam Konsili Vatikan II, dimana antara lain ditetapkan bahwa Gereja Katolik berhak menganggap dirinya mempunyai panggilan untuk memberikan bantuan secara aktif terhadap masyarakat dunia dengan jalan mempererat persatuan dan persaudaraan umat manusia.

Berdasarkan misi tersebut, Takhta Suci Vatikan menjalankan “Roda Pemerintahannya”, yang pada dasarnya tetap bermuara pada tujuan religius yaitu terlaksananya kepentingan Gereja secara universal dan terbinanya hubungan baik diantara umat manusia.

March 03, 2011

MENGENAL SISTEM PEMERINTAHAN VATIKAN (bag-2)

Dewan Kepausan (Pontifical Council) 


Di Vatikan terdapat 11 Dewan Kepausan, yaitu:

Promoting Christian Unity 
Dewan ini bertugas memelihara hubungan dengan agama-agama  Kristen lainnya. Dibawah Dewan ini terdapat pula Komisi hubungan dengan agama Yahudi.
Bishop Kurt Koch
the new president of the Pontifical Council
for Promoting Christian Unity.

March 01, 2011

MENGENAL SISTEM PEMERINTAHAN VATIKAN (bag-1)

Sebagai orang katolik, kata vatikan, Roma, Paus, Tahta Suci sudah begitu akrab di telinga kita. Tetapi tidak semua umat katolik yang mengetahui seperti apa pemerintahan di vatikan yang dipimpin oleh Paus yang juga merupakan hirarki tertinggi dalam struktur gereja katolik. Untuk itu secara bertahap, mari kita tengok seperti apa jalannya pemerintahan di vatikan.

Sri Paus adalah Kepala Negara Kota Vatikan dan Kepala Pemerintahan Takhta Suci. Kekuasaan tertinggi di Vatikan bersifat monarki yang dipilih tetapi absolut, teokratis dan patrimonial, serta mempunyai kekuasaan penuh dalam hal legislatif, esekutif, dan juga judikatif.

Dalam menjalankan tugasnya sebagai Kepala Negara, Sri Paus dibantu oleh Komisi Kepausan Negara Kota Vatikan, yang mewakili Bapa Suci dalam menjalankan pemerintahan sipil Negara Vatikan sesuai dengan mandat khusus dari Sri Paus. Secara protokoler dalam hubungan antar bangsa, Sri Paus berkedudukan dan mendapat perlakuan sebagai seorang Kepala Negara penuh. Sebutan kehormatan bagi Paus adalah His Holiness. Sri Paus, menurut Kitab Hukum Kanonik, mempunyai hak untuk mengangkat dan mengutus duta-dutanya baik ke Gereja-gereja lokal maupun ke negara-negara dan penguasa-penguasa publik yang mewakili pribadi Sri Paus sendiri. Pada saat ini Perwakilan Tahta Suci Vatikan ada di 183 negara dan berbagai organisasi internasional.

January 04, 2011

ALTAR DALAM GEREJA KATOLIK

ASAL KATA “ALTAR”

Sebenarnya asal-usul kata “altar” kurang jelas, entah dari kata Latin “alta res” yang berarti “hal yang tinggi” atau “alta ara” yang berarti “altar yang tinggi”. Orang-orang Romawi kuno sudah membedakan dua macam altar: 
  1. “ara” merupakan altar kecil yang dapat dipindah-pindahkan, dipakai untuk kegiatan kultik orang biasa, untuk pengenangan orang mati, dsb; 
  2. “altare” merupakan altar yang lebih monumental, dibangun menjulang, khususnya untuk kegiatan kultik kaum kalangan atas. Umat Kristiani perdana meminjam istilah “altare” itu terutama untuk menunjuk pada meja Kurban Perjanjian Baru.

MAKNA DAN FUNGSI ALTAR

Di atas altar, Kurban Salib dihadirkan dalam rupa tanda-tanda sakramental. Altar adalah meja Tuhan; di sekelilingnya umat Allah berhimpun dan saling berbagi. Altar menjadi pusat kegiatan bersyukurnya umat. Altar, sebagai meja perjamuan kudus, seharusnya menjadi yang paling mulia dan paling indah. Hendaknya dirancang dan dibangun bagi keperluan kegiatan liturgis komunitas / umat. Altar adalah tanda Kristus; altar adalah simbol Kristus sendiri.