AWAL SEJARAH
sekitar abad 4 St.Helena (ibu Raja Konstantin), melakukan ziarahnya yg skrang ini dikenal dengan nama Via Dolorosa utk melihat dari dekat tempat Yesus lahir sampai dimakamkan. ziarah ini menjadi terkenal dan sangat mudah mencapai tempat2 itu terutama setelah tahun 1199 dimana pasukan Perang Salib (crusader) menguasai Yerusalem. Namun sejak thn 1291, utk menuju tempat ini menjadi begitu sulit dan mahal karena sudah tidak dikuasai lagi oleh para crusader. Maka lahirlah tradisi Ibadat Jalan Salib yg bertujuan menghadirkan Tanah Suci bagi mereka yg tidak dapat berziarah ke sana juga bagi mereka yg pernah berziarah ke sana, untuk tetap mengenangnya.
Tahun 1342 Ordo Fransiskan diangkat sebagai ordo yang secara resmi wajib melindungi semua tempat suci di beberapa tempat di Yerusalem. Sejak saat itulah biarawan2 Fransiskan ini mulai mempopulerkan devosi Jalan Salib, terlebih sejak St. Fransiskus Asisi mengalami stigmata. Tradisi ini didukung pula dengan adanya penampakan Bunda Maria di sana, dan juga pengajaran dari St. Jerome. Sejak inilah dikenal beberapa versi Jalan Salib, seperti yang ditetapkan oleh Alvarest Yang Terberkati (1420), Eustochia, Emmerich (1465) dan Ketzel, hingga akhirnya banyak Paus yang menganjurkan Doa Jalan Salib yaitu Paus Innocent XI (1686), Innocent XII (1694), Benedict XIII (1726), Clementius XII (1731), Benediktus XIV (1742), karena ini merupakan cara doa yang paling mudah untuk menghayati kisah sengsara Yesus dan pengorbanan-Nya di kayu salib.
PERKEMBANGAN TRADISI
Awalnya umat membuat perhentian2 kecil dlm gereja, bahkan kadang dibangun perhentian2 yang besarnya seukuran manusia di luar gereja. Para biarawan Fransiskan juga menuliskan lirik Stabat Mater, yang biasanya dinyanyikan saat Ibadat Jalan Salib, baik dalam bahasa aslinya, yaitu bahasa Latin, maupun dalam bahasa setempat, hingga ditetapkanlah 14 Stasi (perhentian) Jalan Salib oleh Paus Clement XII tahun 1731.
Semoga Bermanfaat
*Christo et Ecclesiae*
No comments:
Post a Comment