March 28, 2014

PENGERTIAN LITURGI DALAM GEREJA KATOLIK


Liturgi dalam sejarah perkembangan Gereja, diartikan sebagai keikutsertaan umat dalam karya keselamatan Allah di mana Kristus melanjutkan karya Keselamatan di dalam, dengan dan melalui Gereja-Nya.

Liturgi mencakup tiga hal, yaitu :

  1. ibadat
  2. pewartaan
  3. pelayanan kasih


di mana ke tiga hal tersebut merupakan partisipasi Gereja dalam meneruskan tugas Kristus sebagai Imam, Nabi dan Raja.


Paus Pius XII dalam surat ensikliknya tentang Liturgi Suci, Mediator Dei, menjabarkan definisi liturgi sebagai berikut:

Liturgi adalah ibadat publik yang dilakukan oleh Penebus kita sebagai Kepala Gereja kepada Allah Bapa dan juga ibadat yang dilakukan oleh komunitas umat beriman kepada Pendirinya [Kristus], dan melalui Dia kepada Bapa. Singkatnya, liturgi adalah ibadat penyembahan yang dilaksanakan oleh Tubuh Mistik Kristus secara keseluruhan, yaitu Kepala dan anggota-anggotanya.”

SYARAT TEOLOGI LITURGIS


Teologi tentang liturgi:

Di dalam liturgi umat memasuki misteri Paskah dan mengalami penebusan. Secara fundamental liturgi adalah tindakan pengenangan (memorial action) yang menghadirkan misteri Paskah bagi umat sekarang melalui sarana-sarana simbolis.

Prinsip teologis pengertian liturgi:
Anamnetik (bersifat kristologis):
pengenangan misteri Paskah, yang dihadirkan kembali saat ini, demi penggenapan penebusan di akhir zaman nanti;

Epikletik (bersifat pneumatologis):
mengalir dari dan bergantung pada karya Roh Kudus yang mentransformasi iman umat melalui pengalaman liturgis akan misteri Paskah;

Eklesiologis (bersifat soteriologis):
selalu merupakan tindakan dari pemahaman diri dan pengungkapan diri Gereja; disempurnakan oleh, dengan, dan dalam Gereja yang sedang berhimpun dan berdoa (partisipasi aktif, sadar, penuh, SC (sacrossantum concillium/Konstitusi Liturgi) 14; sakramen kesatuan, SC 26). 

Liturgi adalah locus (tempat/ranah) bagi pengalaman akan Allah. Roh Kuduslah yang memampukan Gereja merayakan liturgi. Maka, Gereja menjadi peristiwa dan peristiwa liturgis membuat Gereja secara penuh lebih menjadi Tubuh Kristus di dunia. Liturgi adalah peristiwa yang menetapkan Gereja, dan peristiwa itu menjadi kairos keselamatan.

Pendekatan estetika:

Seni-seni liturgis adalah unsur-unsur komplementer liturgi dan sumber-sumber komplementer untuk teologi liturgi. Maka, semua unsur seni itu mendukung dan meningkatkan bagaimana Sabda, simbol, dan eukologi (= unsur-unsur konstitutif liturgi) diungkapkan dan dialami dalam liturgi. Seni liturgi jangan dianggap baik sebagai sesuatu yang tak perlu maupun sebagai pengganti aktivitas jemaat dalam Sabda, simbol, eukologi. Penggunaan seni dalam liturgi jangan dimengerti sebatas utilitarian dan fungsional belaka. Daya ekspresif dan emosional seni mendukung teralaminya suatu tindakan kesatuan ilahi. Seni bukan untuk ditaklukkan demi tujuan-tujuan yang dicanangkan sebelumnya, khususnya pemahaman intelektual.

Kegiatan liturgi sebenarnya bukan cuma menggunakan seni tapi ADALAH suatu seni juga (dialog dengan Allah dalam bentuk simbolik!). Penggunaan seni dalam peribadatan Katolik Romawi mendukung suatu estetika liturgis, di mana hal yang baik (bonum), benar (verum), dan indah (pulchrum) merupakan unsur-unsur esensial yang menjadi kriteria untuk menilai segala sesuatu tentang liturgi.

Seni liturgi merupakan konteks yang memfasilitasi bagaimana Sabda, simbol, dan eukologi dapat dialami. Melalui seni itu kita dapat diundang kepada pengalaman istimewa akan transendensi dan imanensi Allah. Pengalaman artistik akan menyentuh jemaat. Ibadat yang efektif hanya mungkin melalui hal yang afektif.

Penghayatan simbol dan sakramen:
Dalam simbol ibaratnya ada dua pihak yang terhubungkan, menjalin relasi, persahabatan dan cinta. Pengalaman persahabatan dan cinta merupakan penghayatan nilai dan sikap. Penghayatan nilai dan sikap baru lengkap jika penghayatan itu diungkapkan, yang terjadi dalam tindakan simbolis (apel, makan berdua, hadiah, dsb). Dari situlah akan bisa dipetik buah-buahnya.

Demikian, Semoga bermanfaat

CHRISTO ET ECCLESIAE
JOJBSO

No comments:

Post a Comment