May 11, 2012

MENGENAL LEBIH DALAM AJARAN GEREJA TENTANG BUNDA MARIA


PENGAJARAN DASAR

Maria adalah seorang gadis belia yang diperkirakan lahir di kota Sepphoris (sebelah utara Palestina), sebuah kota besar di mana bangsa Yahudi dan bangsa Romawi hidup berdampingan dengan damai. Sepphoris adalah ibu kota Galilea. Kota yang memiliki banyak rumah yang indah dan sebuah gedung teater yang besar, luluh lantak dilanda gempa bumi besar ketika Maria masih kanak-kanak. Bencana inilah yang menyebabkan keluarga Maria pindah beberapa mil jauhnya ke Nazareth yaitu sebuah dusun kecil.

“Nazareth” dalam bahasa Ibrani mempunyai dua arti yang berbeda. Nazareth bisa berarti bunga bakung yang merupakan simbol kehidupan, dan Nazareth dapat juga berarti “keturunan”. Di kota inilah Maria bertemu dengan Yusuf, seorang tukang kayu dan mereka pun bertunangan. Sebagai seorang Yahudi, Maria sangat mengharapkan kedatangan Mesias.


Dalam kehidupan Geraja Katolik, Bunda Maria merupakan sosok pribadi yang mempunyai tempat sungguh istimewa. Gereja Katolik sangat menghormatinya, sehingga dapat kita lihat, begitu kuat Devosi terhadap Bunda Maria. Penghormatan ini dilakukan oleh Gereja Katolik dengan berbagai macam cara dan Devosi. Gereja Katolik memberikan bulan khusus, yaitu Mei dan Oktober untuk menghormati Bunda Maria. Pada bulan Mei dan Oktober, Gereja Katolik mengajak umatnya untuk berdoa Rosario, baik secara pribadi maupun berkelompok (baik di lingkungan/stasi, dsb) ataupun lewat ziarah-ziarah ke gua Maria. Dalam kehidupan Liturgi Gereja Katolik, menempatkan beberapa pesta yang berkaitan dengan bunda Maria. Hal tersebut menunjukan bahwa Bunda Maria sungguh mempunyai tempat yang istimewa di dalam Gereja katolik.

Dalam perjalanan Hidupnya Bunda Maria mempunyai relasi yang sangat mesra dengan Putranya Yesus Kristus, sejak ada dalam kandungan serta sampai wafat-Nya, karena ia telah dipilih oleh Allah menjadi Bunda Allah. Lewat kedekatan relasi inilah yang menjadikan Gereja katolik memppunyai keyakinan bahwa Maria sungguh-sungguh istimewa, baik dihadirat Allah maupun manusia. Lewat perjalanan sejarah Gereja dalam bimbingan Roh Kudus, lewat berbagai konsili Nicea, Konsili Efesus, konsili Kalcedon menetapkan bahwa Yesus sebagai Anak Allah, yang memang sungguh-sungguh Allah oleh karena sehakikat dengan Bapa, menjadi daging, menjadi manusia begitu rupa, sehingga Ia adalah Allah dan manusia (secara serentak), namun tetap satu.


MARIOLOGI

Mariologi Katolik Roma membahas kehidupan, berbagai penghormatan kepadanya dalam kehidupan sehari-hari, doa-doa, serta kesenian, musik dan arsitektur yang bertemakan Maria.

Mariologi Katolik Roma masih dan terus-menerus dibentuk tidak hanya oleh ensiklik kepausan tapi juga oleh hal-hal lain yang saling memengaruhi mulai dari tulisan2 para suci, hingga berbagai pembangunan gereja-gereja agung yang didedikasikan untuk Maria di lokasi-lokasi penampakannya, yang diterima sensus fidelium (berdasarkan keimanan bersama) di mana hal ini melengkapi Mariologi dengan komponen “teologi rakyat” yang membedakannya dari komponen-komponen teologi formal lainnya.

Kristologi tanpa Maria adalah suatu hal yang salah (demikian juga sebaliknya) menurut pandangan Gereja, karena teologi tersebut berarti tidak didasarkan pada wahyu Kitab Suci yang penuh. Gereja adalah kumpulan umat Allah karena dirinya adalah Tubuh Kristus Gereja hidup dalam hubungannya dengan Kristus. Sebagai Tubuh Kristus, Gereja juga memiliki hubungan dengan ibu-Nya, yang menjadi topik utama dari Mariologi Katolik. Maria dipandang sebagai citra asli Gereja, atau, seperti yang dinyatakan dalam Konsili Vatikan II “Bunda Gereja”

Doktrin-doktrin Maria dalam Gereja Katolik Roma, termasuk keempat dogma adalah bagian utama dari Mariologi yang terdiri atas ajaran-ajaran dan doktrin-doktrin resmi mengenai hidup dan peran Maria, namun tidak mengikut-sertakan pandangan-pandangan menyeluruh, konroversi dan aspek-aspek kebudayaan devosi kepada Maria.


EMPAT DOGMA MARIA


DOGMA MARIA BUNDA ALLAH
Theotokos / Mater Dei (dirayakan 1 Januari)

Dinyatakan melalui Konsili di Efesus (th 431) dan Konsili Chalcedon (th 451). Kepercayaan gereja akan peran Maria sebagai Bunda Allah dan Hawa yang baru sudah berakar sejak abad awal. Keberadaan Konsili Efesus yang mengajarkan "Theotokos" tersebut adalah untuk menolak pengajaran sesat dari Nestorius (masalah ini akan kita bahas nanti).

DOGMA PERAWAN MARIA / Maria Virgini
Konsili Konstantinopel II (553) menyebutkan Bunda Maria sebagai "kudus, mulia dan tetap-Perawan Maria". Konsili ini merangkum ajaran-ajaran penting berkaitan dengan kepercayaan bahwa Yesus sungguh Allah dan sungguh manusia. Termasuk dalam ajaran ini adalah tentang keperawanan Maria. Dogma ini lebih ditegaskan melalui Pengajaran Magisterium Gereja Katolik dimana doktrin dari keperawanan Maria, sebelum, pada saat dan sesudah kelahiran Yesus dinyatakan secara defintif oleh Paus St. Martin I di Sinode Lateran tahun 649, yang berbunyi Maria yang tetap perawan dan tak bernoda yang terberkati, mengandung tanpa benih manusia, oleh Roh Kudus, dan tanpa kehilangan keutuhan melahirkan Dia dan sesudahnya tetap perawan. Maka, seperti Kritus yang bangkit dengan tubuh-Nya dapat menembus pintu-pintu rumah yang terkunci (lihat Yoh 20: 26), maka pada saat kelahiran-Nya, Ia pun lahir dengan tidak merusak keperawanan ibu-Nya, yaitu Bunda Maria

DOGMA MARIA DIKANDUNG TANPA NODA / Maria Immaculata
8 Desember 1854 Paus Pius IX mengumumkan Dogma Perawan Maria Dikandung Tanpa Noda melalui Ineffabilis Deus, yang menyatakan bahwa Bunda Maria dikandung tanpa noda dosa asal. Bagi Gereja Katolik Roma, dogma Dikandung Tanpa Noda menjadi semakin penting setelah penampakannya di Lourdes pada tahun 1858.

DOGMA MARIA DIANGKAT KE SURGA / Maria Assumpta (dirayakan 15 Agustus)
Ditetapkan oleh Paus Pius XII , tanggal 1 Nov 1950 melalui Konstitusi Apostolik Munificentissimus Deus. Bunda Maria ‘diangkat’ ke surga, dan bukan ‘naik’ ke surga. ‘Diangkat’ berarti bukan karena kekuatannya sendiri melainkan diangkat oleh kuasa Allah, sedangkan Yesus ‘naik’ ke surga oleh kekuatan-Nya sendiri. Maria adalah anggota Gereja yang pertama yang diangkat ke surga. Dengan diangkatnya Bunda Maria ke surga, maka ia yang telah bersatu dengan Yesus akan menyertai kita yang masih berziarah di dunia ini dengan doa-doanya.



KEISTIMEWAAN MARIA
Dalam kepenuhan dirinya sebagai wanita, Maria menjawab panggilan istimewa itu. Jadi Maria merupakan teladan atau model kita semua sebagai orang beriman, Maria yang diangkat ke surga dengan badan dan jiwa merupakan idealisme umat Allah. Tentu saja idealisme hanya diperlukan selama umat Allah menempuh eksistensi keduniaannya, yakni berziarah.

Di dalam Maria, umat Allah menemukan tanda yang paling cocok untuk menopang aspirasinya mengenai kehidupan surgawi. Maria sebagai citra umat Allah, awal penyempurnaan umat Allah di masa depan dan tanda pengharapan yang pasti bagi umat Allah. Melalui penegasan ini diakui sepenuhnya bahwa Yesus Kristus sendiri telah menggenapi janjiNya perihal eschaton di dalam diri Maria



HARI-HARI RESMI PERAYAAN MARIA
Dalam liturgi resmi Gereja sepanjang tahun dirayakan pesta pesta atau peringatan - peringatan yang berkenaan dengan Bunda Maria. Ini yang disebut "Cultus Publicus", dengan konsekwensi seluruh Gereja terlibat. Menurut kalenderium liturgi sekurang-kurangnya ada 18 (delapan belas) perayaan (sepanjang tahun) yang berhubungan dengan Bunda Maria:

7 perayaan kelas satu(solemnitas), :
• 1 Januari : Santa Maria Bunda Allah;
• 6 Januari, Penampakan Tuhan ;
• 19 Maret, St. Yusuf (suami Maria);
• 25 Maret, Kabar Sukacita;
• 15 Agustus, Santa Perawan Maria Diangkat ke Surga;
• 8 Desember, Santa Perawan Maria Dikandung Tanpa Dosa;
• 25 Desember, Kelahiran Yesus.

5 perayaan kelas dua (festum), yaitu :
• 2 Febuari, Yesus dipersembahkan Dalam Kenisah;
• 31 Mei, Maria Mengunjungi Elizabet;
• 22 Agustus, Santa Perawan Maria, Ratu;
• 8 September, Kelahiran Santa Perawan Maria;
• 30 Desember, Keluarga Kudus

6 perayaan kelas tiga (memoria), yaitu :
• 11 Februari, Santa Perawan Maria di Lourdes;
• 16 Juli, Santa Perawan Maria di Gunung Karmel;
• 26 Juli, Yoakim dan Anna (orang tua Maria);
• 15 September, Santa Perawan Maria Berdukacita;
• 7 Oktober, Rosario Santa Perawan Maria;
• 21 November, Santa Perawan Maria Dipersembahkan Dalam Bait Allah

Gereja sebagai Umat Allah "mendekati" Bunda Maria karena selain didesak oleh kerinduan untuk menyerupai jalan hidup Maria yang nampaknya membahagiakan; juga didorong untuk sampai kepada Yesus Kristus melalui Maria, Bunda-Nya, dan dari sinilah dasar "Per Mariam ad lesum".


DEVOSI KEPADA BUNDA MARIA

Jika dicermati, ada beberapa motif devosi kepada Bunda Maria, yaitu :
  • Terdorong untuk membaktikan diri secara menyeluruh demi pengabdian kepada Allah.
  • Membuat kita mengikuti jejak Kristus dan meneladan kerendahan-Nya.
  • Membuahkan kesadaran panggilan dan tugas kehidupan seperti Maria.
  • Merupakan sarana unggul untuk menjaga kemuliaan Allah yang lebih besar.
  • Mengantar kita pada kesatuan dengan Tuhan secara singkat menyenangkan.
  • Memberi kita kebebasan mendalam yang merupakan dambaan sebagai anak-anak Allah (bdk.Rm.8:21).
  • Mendapatkan rahmat agung bagi sesama kita.
  • Merupakan sarana ketekunan yang mengagumkan



PENYIMPANGAN DEVOSI
Saking banyaknya umat yang berdevosi kepada Bunda Maria, akhirnya muncul improvisasi yang pada akhirnya berujung pada penyimpangan-penyimpangan devosi yang sesungguhnya. Bahkan kadang umat tidak mengetahui bahwa itu salah, karena mungkin sudah terbiasa dengan apa yang telah dilakukannya.

Ada beberapa hal penting yang harus dihindari dalam berdevosi kepada Bunda Maria, yaitu :

Melebih-lebihkan peran Ilahi dalam karya penyelamatan.
Ada pendapat ekstrim bahwa "Allah tidak perlu kerja-sama manusiawi. Manusia tidak punya peran apa-apa. Sehingga tidak seorang manusia pun, termasuk Maria, bisa layak dihormati. Karena, penghormatan seperti itu akan mengurangi kemuliaan yang hanya ditujukan kepada Allah". Akibat dari ekstrim ini muncul apa yang kita sebut "MARIOPHOBIA".

Melebih-lebihkan peran manusiawi dalam karya penyelamatan sampai melalaikan peran Ilahi.
Argumen ini menegaskan bahwa Allah membutuhkan sarana untuk menghadirkan diri. Dan sarana paling nyata adalah Yesus Putra-Nya yang lahir dari rahim Maria. Dampaknya, peranan Maria yg begitu dilebih2kan dan pada akhirnya menggeser peran Ilahi...
Akibat yang muncul dari ekstrim ini, orang berkeyakinan bahwa sarana saja sudah cukup. Hormati Maria saja ("Mariocentricisme").

Gereja menganjurkan agar setiap anggota membangun penghormatan yang benar dan sehat terhadap Bunda Maria. Keibuan Maria dalam kehidupan gereja sungguh-sungguh memberi inspirasi pelayanan bagi gereja.

Devosi kepada Bunda Maria pada akhirnya merupakan devosi kepada Kristus, karena anugerah rahmat-Nya sudah jaya dalam diri Maria.

Berdasarkan iman dan ketaatannya pada Sabda Allah, Maria merupakan model yang istimewa bagi gereja dan anggotanya. Maria adalah seorang murid yang luar biasa.

Penampakan, visiun, dan peristiwa-peristiwa luar biasa lainnya yang dihubungkan langsung maupun tidak langsung dengan Maria, boleh dipercaya; boleh tidak dipercaya. Tidak satu pun boleh dipandang essential bagi iman Katolik, entah itu disetujui oleh gereja atau tidak.

Hal penting lainnya, Penampakan, visiun, dan peristiwa-peristiwa luar biasa lainnya yang dihubungkan langsung maupun tidak langsung dengan Maria "TIDAK BOLEH DIPANDANG DAN DITEMPATKAN SEJAJAR DENGAN INJIL" melainkan harus dinilai dalam terang iman Gereja dan hendaknya tidak bertentangan dengan Kitab Suci

Salam Sejahtera, semoga bermanfaat...

Christo et Ecclesiae

dari berbagai sumber

1 comment: