August 13, 2009

Music Era Abad 20 dan Kontemporer

Musik era abad ke 20 dimulai pada tahun 1900 hingga tahun 2000. Sedangkan music kontemporer dimulai pada tahun 1975 hingga sekarang. Dari tahun 1975 hingga 2000 adalah masa dimana music era abad 20 dan kontemporer berjalan berdampingan. Musik abad 20 diawali oleh Claude Debussy yang mengusung gaya impresionis. Para composer benua America memulai karirnya dibidang music dan berjaya seperti Charles Ives, John Alden Carpenter, dan George Gershwin. Masih ada juga Arnold Schoenberg yang lulusan akademi Vienna yang mengembangkan teknik 12 nada. Alat music yang digunakan pada era ini terus digunakan hingga sekarang.

Banyak sekali jenis music yang berkembang pada abad 20. Contohnya adalah aliran ekspresionisme dari Schoenberg, neoclassical dari Igor Stravinsky, aliran futurism dari Luigi Russolo, Alexander Mossolov, Prokoliev, Antheil. Selain musik-musik tersebut, masih ada aliran microtonal dari Julian Carillo, Alois Haba, Harry Partch, dan Ben Johnston. Lalu masih ada aliran sosialis dari Prokofiev, Gliere, Kabalevsky, dan composer dari Russia lainnya. Selanjutnya, Steve Reich dan Philip Glass mengusung music dengan harmony yang simple dan ritme minimalis. Musik bersifat konkrit dari Pierre Schaeffer dan music intitusif seperti Karlheinz Stochausen. Terakhir, ada music serialisme dari Pierre Boulez, music politik dari Luigi Nono, dan music aleatoric dari john Cage.

Di sisi lain, music kontemporer mengagungkan kesederhanaan. Tokoh terkenal dari aliran kesederhanaan ini adalah Wolfgang Rihm. Karya-karya dari Rihm sangat dihargai di Jerman. Karya-karya dari composer lain yang cukup dihargai adalah symphony no. 3 yang berjudul Symphony of Sorrowful songs dari Gorecki dan juga Cantus in memoriam Benjamin Britten dari Part. Selain itu, masih ada karya berjudul The Veil of the Temple dari Tavener dan juga Silent Songs dari Valentin Silvestrov.

Musik Era Romantik

Musik era romantik dimulai pada tahun 1815 dan berakhir pada tahun 1910. Walaupun dinamakan era musik romantik, bukan berarti musik di era ini hanya berisi tentang cinta ataupun cinta yang romantik. Sebenarnya era musik tersebut dinamakan romantik karena dapat menggambarkan komposisi musik pada jangka waktu tersebut. Lalu kenapa disebut romantik? Sekali lagi romantik disini tidak ada hubungannya dengan cinta. Namun karya-karya dan komposisi musik yang lebih bergairah dan jauh lebih ekspresif daripada era-era sebelumnya. Pada contohnya, transisi indah dari gerakan ke 3 hingga gerakan ke 4 dari symphony Beethoven. Pada dasarnya, semua composer pada era romantik mempunyai cara baru yang jauh lebih menarik dari sebelumnya.

Musik Era Klasik

Musik era klasik dimulai dari tahun 1750 hingga tahun 1820. Era musik klasik terletak diantara era baroque dan era romantik. Banyak sekali composer-composer terhebat yang pernah ada di dunia musik hidup di era klasik. Sebut saja Joseph Haydn, Wolfgang Amadeus Mozart, dan Ludwig van Beethoven. Lalu masih ada Luigi Boccherini, Muzio Clementi, Carl Phillipp Emanuel Bach, Johann Ladislaus Dussek, dan Cristoph Willibald Gluck.

Musik Era Baroque

Musik era baroque dimulai pada tahun 1600 dan berakhir pada tahun 1750. Ini adalah era dimana musik klasik eropa sangat Berjaya. Arti dari baroque sendiri adalah mutiara yang tidak berbentuk. Arti ini juga menggambarkan arsitektur musik pada era ini yang sangat abstrak. Dominasi dari musik klasik dalam era ini menyebabkan era baroque juga disebut sebagai era musik klasik eropa. Para composer terbaik dari dunia musik klasik eropa sangat berjaya di era ini. Sebut saja Claudio Monteverdi, Antonio Vivaldi, George Frideric Handel, Arcangelo Corelli, dan sang maestro musik klasik, Johann Sebastian Bach.

Era musik baroque dilihat sebagai era perkembangan fungsi tonal. Sangat banyak composer dan pemain musik yang berkejasama untuk memajukan musik. Mereka membuat perubahan di notasi musik dan juga menciptakan cara baru dalam memainkan instrument musik. Era musik baroque juga merupakan tonggak dari terciptanya dan diakuinya musik dalam opera. Banyak sekali teknik musik dan konsep musik dari era baroque masih dipakai hingga saat ini. Kebanyakan dari alat musik klasik seperti biola, dimainkan dengan sangat baik di era ini.

Sejarah Musik Klasik

Musik Era Renaissance

Musik era renaissance adalah musik diantara tahun 1400 sampai tahun 1600. Musik pada era ini disebut-sebut sebagai era yang sangat lemah dalam sejarah musik. Di era renaissance, vocal range dalam musik meningkat tajam. Hal ini menyebabkan kontras yang cukup besar dalam dunia musik. Karakteristik musik era renaissance adalah modal, yang juga merupakan lawan dari tonal. Namun, pada akhir era Renaissance, modal mulai tidak digunakan karena penggunaan root motions ke 5. Pada akhir era renaissance, modal pun berkembang menjadi tonal.

Genre musik pada era ini sangatlah bervariasi. Genre yang sangat terkenal adalah mass, motet, madrigal spirituale, dan juga laude. Musik sekuler juga memainkan lagu dari satu ataupun banyak suara seperti frottola, chanson, dan madrigal. Genre musik vocal sekuler adalah madrigal, frottola, caccia, chanson, rondeau, virelai, begerette, ballade, musque mesuree, canzonetta, villancico, villanelle, villotta, dan juga lute song. Selain itu, masih ada juga genre-genre seperti toccata, prelude, ricercar, canzone, intabulation, basse dance, pavane, galliard, allemande, dan courante yang membuat musik era renaissance menjadi lebih semarak dan meriah. Pada akhir era renaissance, juga terdapat banyak lagu opera seperti monody, madrigal comedy, dan juga intermedio.

August 05, 2009

MUSIK LITURGI

Musik Liturgi adalah musik yang digunakan untuk ibadat / liturgi, mempunyai kedudukan yang integral dalam ibadat, serta mengabdi pada kepentingan ibadat. Dalam Sacrosanctom Concilium (SC) art. 112 dikatakan: Musik Liturgi semakin suci, bila semakin erat berhubungan dengan upacara ibadat, entah dengan mengungkapkan doa-doa secara lebih mengena, entah dengan memupuk kesatuan hati, entah dengan memperkaya upacara suci dengan kemeriahan yang lebih semarak.”
Musik / nyanyian liturgi mengabdi pada partisipasi umat dalam ibadat, seperti yang diuraikan dalam SC art. 114: Khazanah musik liturgi hendaknya dilestarikan dan dikembangkan secermat mungkin. … Para uskup dan para gembala jiwa lainnya hendaknya berusaha dengan tekun, supaya pada setiap upacara liturgi yang dinyanyikan segenap jemaat beriman dapat ikut serta secara aktif dengan membawakan bagian yang diperuntukkan bagi mereka.”

August 03, 2009

Perayaan Jumat Pertama


Perayaan Jumat Pertama menunjuk pada devosi kepada Hati Kudus Yesus. Devosi Hati Kudus Yesus sebenarnya sudah dimulai pada abad 11 dan 12 Masehi di lingkungan biara-biara Benediktin dan Sistersian. Pada abad 13 sampai 16 Masehi, devosi ini menurun. Paruhan terakhir abad 16, devosi ini mulai hidup lagi. Yohanes dari Avila (1569), adalah salah satu di antaranya.

Abad 17, devosi kepada Hati Kudus Yesus mulai menjamur dari tokoh2 di antaranya Santo Fransiskus Borgia, Santo Aloysius Gonzaga dan Beato Petrus Kanisius. Namun semuanya itu hanyalah devosi yang lebih bersifat pribadi.

Beato Yohanes Eudes (1602-1680) yang membuat devosi ini menjadi devosi umat, yang dirayakan dalam peribadatan. Ia bahkan menetapkan pesta liturgi khusus untuk devosi kepada Hati Kudus Yesus ini. Pada tanggal 31 Agustus 1670, pesta liturgis pertama untuk menghormati Hati Kudus Yesus dirayakan dengan begitu agung di Seminari Tinggi Rennes, Perancis.Namun pada masa-masa itu perayaan Hati Kudus Yesus ini belum resmi.


Istilah Jumat Pertama sebagai devosi kepada Hati Kudus Yesus, muncul pada penampakan kepada Santa Maria Margaretha Alacoque (1647-1690) di Perancis.

Ada beberapa penampakan Yesus kepadanya di mana Yesus mengungkapkan rupa-rupa misteri rohani,dan permintaan untuk penghormatan khusus kepada Allah. Pada penampakan ketiga dari Yesus kepadanya pada tahun 1674, Santa Maria Margaretha, Yesus menampakkan diri dalam kemuliaan dengan kelima luka penderitaannya yang bersinar bagaikan mentari, dan dari Hati Kudus Yesus tampaklah Hati Kudus Yesus yang mencinta.

doa bevir/Liturgia Horarum/doa ofisi


Kita pasti pernah denger "doa bevir" yang Dalam dokumen-dokumen Konsili Vatikan II disebut sebagai “doa ofisi” dan terutama “Liturgia Horarum”. di doakan selama 5 waktu dalam satu hari (seperti shalat klo di muslim)

Salah satu pembaharuan Liturgi yang dikehendaki oleh Konsili Vatikan II adalah kembali dipopulerkannya doa Brevir

Brevir terdiri dari:

Ibadat Pagi
Antifon Pembukaan : Ya Tuhan bukalah bibirku supaya mulutku mewartakan pujian bagi nama-Mu. Kemuliaan kepada Bapa dan Putera dan Roh Kudus.........
Mazmur Pembukaan :Mazmur 95
Lagu Pembukaan: Pilih sendiri lagu yang sesuai atau ditiadakan.
Pendarasan Mazmur: Pilih 3 buah Mazmur
Bacaan Singkat: Sebetulnya tiap hari punya bacaan khusus, namun boleh pilih bacaan sendiri atau gunakan bacaan pertama dalam Misa.
Pendarasan Kidung Zakharia dari Luk 1:68-79
Doa2 permohonan disusul Bapa Kami dan doa Penutup.
Ibadat Pagi ditutup dengan ucapan "Semoga Allah yang maharahim memberkati kita, mengampuni segala dosa kita dan menghantar kita ke hidup yang kekal."

LECTIO DEVINA


Lectio Devina artinya adalah bacaan suci. Konkretnya berupa kegiatan berdoa dengan cara melafalkan Sabda Allah. Kerapkali doa ini disebut doa lisan. Contohnya, mendaraskan mazmur, doa offisi, rosario dan litani.


Lectio divina menempuh proses tiga langkah yaitu :


Membaca (Lectio)


Membaca pelan-pelan kutipan yang dipilih misalnya dari Kitab Suci sebagai bahan doa, ayat demi ayat.


Apabila dalam pembacaan ini, menjumpai kata/kalimat yang menarik, entah karena menyenangkan entah karena menjengkelkan , lalu berhenti membaca.


Mengulang-ulang (Meditatio)


Kata/kalimat yang menarik itu sekarang mulai diulang-ulangi beberapa kali, pelan-pelan dan rithmis, mula-mula dengan bibir bergerak (komat-kamit), kemudian secara batin. Kata-kata/kalimat itu seperti dikunyah atau diputar-putarkan dalam mulut dengan lidah, ibarat permen yang mau kuresapkan kemanisannya.
"Os iusti meditabitur sapientiam".

MUSIK LITURGI

Hualow semua....

thread ini hanya sekedar sharing soal musik dalam liturgi...klo bahas masalah musik dalam liturgy memang begitu banyak kontraversi meskipun udah ada aturan maennya…aku sendiri kadang ngerasa terkekang saat diminta bikin lagu untuk gereja…

Masalah utamanya adalah sosialisasi yang kadang tidak sampai ke akar rumput. Memang sebenernya aturan soal musik ini lebih banyak ditekankan bagi para insan musik gereja, tapi menurutku ada baiknya kita juga tahu tentang itu, sehingga pada akhirnya kita memahami kenapa ini gak boleh atau itu dilarang de el el

Ada 2 dokumen utama yang dijadikan dasar hokum untuk mengatur masalah music dalam liturgy, yaitu :

SC (Sacrosanctum Concilium) disahkan pada tanggal 4 Desember 1963 Paus Paulus VI)

MS (Musicam Sacram) disahkan pada tanggal 5 Maret 1967 dalam Kongregasi untuk Ibadat Ilahi )

DEVOSI DALAM KATOLIK

Banyak umat Katolik yg memiliki devosinya tersendiri. Devosi kepada Hati Kudus Yesus, Santa Perawan Maria, Divine Mercy, Santa atau Santo lainnya, malah devosi perbuatan dan komitmen tertentu seperti Bunda Teresa kepada orang-orang terbuang dari masyarakat, hanya karena rasa cintanya kepada Tuhan.

'Devosi' berasal dari kata Latin "Devotio" yang berarti kebaktian, pengorbanan, penyerahan, sumpah, kesalehan, cinta bakti. Devosi selalu menunjuk pada sikap hati di mana seorang mengarahkan diri kepada seseorang atau sesuatu yang dijunjung tinggi dan dicintai. Dalam tradisi Kristen, devosi dipahami sebagai bentuk penghayatan dan pengungkapan iman Kristiani di luar liturgi resmi.

LITURGI:
Dalam Liturgi, Gereja mengungkapkan dan melaksanakan dirinya secara resmi. Liturgi sebagai perayaan gereja dipimpin oleh seorang pemimpin resmi, dengan struktur dan tata perayaan yang baku, berlaku umum, mengikat dan resmi.

DEVOSI:
Devosi merupakan praktek pengungkapan iman umat yang spontan dan lebih bebas. Devosi dapat dibawakan secara pribadi atau pun bersama.

Walaupun bukan merupakan liturgi resmi, devosi diterima dan diakui Gereja. Liturgi resmi sering dialami umat sebagai sesuatu yang rutin, kering, resmi dan kaku. Sebaliknya, devosi justru bisa dihayati umat sebagai sesuatu yang memenuhi kebutuhan afeksi, emosi dan kerinduan hati. Devosi merupakan praktek keagamaan populer yang mudah diterima, dipahami dan dipraktekkan.

MEMAHAMI EKARISTI


Ada hal-hal yang harus kita perhatikan dan ketahui agar kita merasakandan serta mengalami SAKRAMEN EKARISTI :


SYARAT ANTROPOLOGIS


RESEPTIVITAS (Recipere=Menerima) menerima akan segala hal dalam ekaristi itu secara utuh…jgn menggerutu…kadang ada orang mengikuti misa hanya karena ingin denger koornya, atau karena Imamnya Pastor A yg khotbahnya menarik…sedangkan ekaristi adalah rangkaian upacara yang harus kita terima secara utuh tahap demi tahapnya


IMAJINATIF (Imago). Banyak simbol-simbol dalam ekaristi…disini kita dituntut untuk berimajinasi…contohnya aja, Imam/Konselebran saat memimpin perayaan ekaristi adlah “INPERSONA CHRISTE” (gampangnya mah sebagai Kristus sendiri/menggambarkan Kristur)…kita dituntut untuk berimajinasi di sini…klo nggak kan bayangin aja, postur Kristus=Imam yang mimpin ekaristi (ada yang gendut, brewokan, ada yg kurus dll)


SIKAP KAGUM (Admiratio) dari imajinatif tadi akan menimbulkan sikap kagum…misalnya saat konsekrasi Imam mengangkat roti dan anggur, imajinasi kita membanyangkan itu tubuh dan darah Nya, dari situ timbulkan sikap kagum akan pengorbanan, akan cintaNya dll


SYARAT TEOLOGI LITURGIS


Teologi tentang liturgi:
Di dalam liturgi umat memasuki misteri Paskah dan mengalami penebusan. Secara fundamental liturgi adalah tindakan pengenangan (memorial action) yang menghadirkan misteri Paskah bagi umat sekarang melalui sarana-sarana simbolis. 


Prinsip teologis pengertian liturgi:


Anamnetik (bersifat kristologis): pengenangan misteri Paskah, yang dihadirkan kembali saat ini, demi penggenapan penebusan di akhir zaman nanti;


Epikletik (bersifat pneumatologis): mengalir dari dan bergantung pada karya Roh Kudus yang mentransformasi iman umat melalui pengalaman liturgis akan misteri Paskah;


Eklesiologis (bersifat soteriologis): selalu merupakan tindakan dari pemahaman diri dan pengungkapan diri Gereja; disempurnakan oleh, dengan, dan dalam Gereja yang sedang berhimpun dan berdoa (partisipasi aktif, sadar, penuh, SC (sacrossantum concillium/Konstitusi Liturgi) 14; sakramen kesatuan, SC 26). Liturgi adalah locus (tempat/ranah) bagi pengalaman akan Allah. Roh Kuduslah yang memampukan Gereja merayakan liturgi. Maka, Gereja menjadi peristiwa dan peristiwa liturgis membuat Gereja secara penuh lebih menjadi Tubuh Kristus di dunia. Liturgi adalah peristiwa yang menetapkan Gereja, dan peristiwa itu menjadi kairos keselamatan.


Pendekatan estetika:


Seni-seni liturgis adalah unsur-unsur komplementer liturgi dan sumber-sumber komplementer untuk teologi liturgi. Maka, semua unsur seni itu mendukung dan meningkatkan bagaimana Sabda, simbol, dan eukologi (= unsur-unsur konstitutif liturgi) diungkapkan dan dialami dalam liturgi. Seni liturgi jangan dianggap baik sebagai sesuatu yang tak perlu maupun sebagai pengganti aktivitas jemaat dalam Sabda, simbol, eukologi. Penggunaan seni dalam liturgi jangan dimengerti sebatas utilitarian dan fungsional belaka. Daya ekspresif dan emosional seni mendukung teralaminya suatu tindakan kesatuan ilahi. Seni bukan untuk ditaklukkan demi tujuan-tujuan yang dicanangkan sebelumnya, khususnya pemahaman intelektual. 


Kegiatan liturgi sebenarnya bukan cuma menggunakan seni tapi ADALAH suatu seni juga (dialog dengan Allah dalam bentuk simbolik!). Penggunaan seni dalam peribadatan Katolik Romawi mendukung suatu estetika liturgis, di mana hal yang baik (bonum), benar (verum), dan indah (pulchrum) merupakan unsur-unsur esensial yang menjadi kriteria untuk menilai segala sesuatu tentang liturgi.

Seni liturgi merupakan konteks yang memfasilitasi bagaimana Sabda, simbol, dan eukologi dapat dialami. Melalui seni itu kita dapat diundang kepada pengalaman istimewa akan transendensi dan imanensi Allah. Pengalaman artistik akan menyentuh jemaat. Ibadat yang efektif hanya mungkin melalui hal yang afektif.


Penghayatan simbol dan sakramen:

Dalam simbol ibaratnya ada dua pihak yang terhubungkan, menjalin relasi, persahabatan dan cinta. Pengalaman persahabatan dan cinta merupakan penghayatan nilai dan sikap. Penghayatan nilai dan sikap baru lengkap jika penghayatan itu diungkapkan, yang terjadi dalam tindakan simbolis (apel, makan berdua, hadiah, dsb). Dari situlah akan bisa dipetik buah-buahnya.

MENDALAMI SIMBOLISME PERAYAAN EKARISTI

Melaksanakan perintah Yesus: “Lakukanlah ini…”:

Dimensi kultik: berkumpul sebagai Gereja dan merayakan Ekaristi.

Dimensi etik: diutus untuk sedia melakukan “pencucian kaki, pemberian diri, mau mati” bagi orang lain; mandatum novum = perintah baru untuk mencintai.

[lihat buku Bernard Boli Ujan SVD, Mendalami Bagian-bagian Perayaan Ekaristi, Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 1992 atau C. H. Suryanugraha, Lakukanlah Ini: Sekitar Misa Kita. Bandung: Penerbit SangKris, 2003]

EKARISTI



Ekaristi berasal dari bahasa Yunani "eukharistein" yang artinya mengucap syukur. Konteks ceritanya waktu Yesus meggadakan Perjamuan Malam Terakhir dengan 12 muridnya...Yesus mengambil roti, memberkati (eulogein - eulogesias) memecahkannya dan memberikan kepada para muridNya...Kemudian Ia mengambil Piala, mengucap syukur (eukharistein - eukharisteisas) dst. Ritus Yesus inilah (traditio mysteriorum) yang kemudian dijadikan model dalam liturgi Ekaristi. Tapi ada juga yang mengatakan dengan istilah "eulogia" (berasal dari kata EULOGEIN. Sebenaernya kedua kata itu menterjemahkan kata BARAK (BERKAT).


Kata eukharistia dianggap lebih tepat penggunaannya karena makna kata ini melukiskan seluruh tindakan bersyukur kepada Allah yang menrupakan makna dari DOA SYUKUR AGUNG dalam misa. Makanya Doa Syukur Agung (prex eucharistia) menjadi bagian terpenting dalam Misa di mana puncak dari perayaan Ekaristi ada di dalam ritus ini yaitu DOXOLOGI (dengan perantaraan Yesus dan bersama Dia serta bersatu dalam Roh Kudus....dst)